Jumat, 21 Maret 2014

mencari teori-teori yang berhubungan dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah



Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
  1. Merumuskan masalah.
  2. Merumuskan hipotesis.
  3. Mengumpulkan data.
  4. Menguji hipotesis.
  5. Merumuskan kesimpulan.
KRITERIA METODE IMIAH
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:


1. Berdasarkan fakta.
2. Bebas dari prasangka (bias)
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa.
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakah ukuran objektif.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi.
Sikap ilmiah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan.
Enam macam sikap ilmiah menurut Prof Harsojo :
1.       Obyektivitas , dalam peninjauan yang penting adalah obyeknya
2.      Sikap serba relatif , ilmu tidak mempunyai maksud mencari kebenaran mutlak ilmu berdasarkan kebenaran-kebenaran ilmiah atas beberapa postulat, secara
priori telah diterima sebagai suatu kebenaran. Malahan teori-teori dalam ilmu
sering untuk mematahkan teori yang lain
3.      Sikap skeptis, adalah sikap untuk selalu ragu-ragu terhadap pernyataan-pernyataan
yang belum cukup kuat dasar-dasar pembuktiannya
4.      Kesabaran intelektual , sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah
pada tekanan agar dinyatakan suatu pendirian ilmiah , karena memang belum
selesainya dan cukup lengkapnya hasil dari penelitian , adalah sikap seorang
ilmuwan
5.      Kesederhanaan, adalah sikap cara berfikir, menyatakan, dan membuktikan
6.      Sikap tidak memihak pada etik


mencari teori-teori yang berhubungan dengan penalaran



Penalaran adalah suatu metode cara berpikir yang sistematis dan logis untuk mendapatkan keputusan dalam memecahkan masalah. Ada dua jenis penalaran ilmiah atau pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penulisan ilmiah terbagi menadi dua, yaitu:
·         Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Induktif terbagi 3 macam,yaitu:
A. Generalisasi 
Generalisasi adalah proses berpikir yang bertujuan menarik kesimpluan umum dari berbagai kalimat khusus
B.Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
C.Kasual
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling  berhubungan.

·         Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
·         terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.

b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.



http://katrin13211919.blogspot.com/2014/03/teori-teori-yang-berhubungan-dengan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://hendra-eka.blogspot.com/2012/12/jelaskan-dengan-contoh-penalaran.html
http://arhamulwildan.blogspot.com/2012/03/metode-penalaran-deduktif-dan-induktif.html
http://astri-indah.blogspot.com/2014/03/teori-teori-yang-berhubungan-dengan.html


konsep penalaran ilmiah dan kaitannya dengan penulisan ilmiah



Pengertian Penalaran 
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposi - proposi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

ada dua jenis penalaran atau pengambilan kesimpulan, yakni penalaran induktif dan deduktif.

1. Penalaran Induktif dan Coraknya
Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum.
2. Penalaran Deduktif dan Coraknya
Penalaran deduksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum, teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus. Berdasarkan sesuatu yang umum itu, ditariklah kesimpulan tentang hal-hal khusus yang merupakan bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu.
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
·         Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
·         Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

Penulisan Ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Tujuan Karya Ilmiah
  • Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
  • Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
  • Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
  • Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
  • Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Manfaat Karya Ilmiah
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
  • Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
  • Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
  • Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
  • Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
  • Memperoleh kepuasan intelektual;
  • Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
  • Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.

Ciri-ciri sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, sikap penulis, serta penggunaan bahasa. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
Cara penulisan karya ilmiah berikut ini akan dibagi menjadi beberapa bagian, sebagai berikut:
  • tahap persiapan
  • tahap pengumpulan informasi
  • tahap penulisan karya ilmiah itu sendiri
  • tahap evaluasi




pemakaian metode ilmiah dalam menjawab pertanyaan ilmiah


Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Metode ilmiah
merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu
kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan  Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis.Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.


Metode ilmiah biasanya digunakan oleh para ilmuwan sebagai alat untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan. Metode ilmiah adalah suatu proses berpikir untuk mendapatkan cara penyelesaian yang mungkin terhadap suatu masalah. Proses tersebut termasuk mencoba tiap-tiap kemungkinan untuk mendapatkan pemecahan yang terbaik.
Tahap-tahap metode ilmiah meliputi :

A. Unsur metode ilmiah
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan
pengukuran)
3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

B.       Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah.
2. Merumuskan hipotesis.
3. Mengumpulkan data.
4. Menguji hipotesis.
5. Merumuskan kesimpulan.

● Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan?

● Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

● Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.

● Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.

● Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.

Latar Belakang Peneliti Harus Menggunakan Metode Ilmiah Dalam Menjawab Pertanyaan-pertanyaan Ilmiah
Setiap manusia tidak akan pernah lepas dengan ada nya permasalahan dalam hidupnya. Menurut saya pribadi permasalahan itu terbagi dalam 2 jenis :
1)       Permasalahan yang dapat diselesaikan tanpa harus diadakan penelitian,karena permasalahan ini dapat diselesaikan secara langsung dengan musyawarah atau pun diskusi.
2)     Permasalahan yang harus diselesaikan dengan menlakukan penelitian terlebih dahulu. Karena permasalahan ini tidak dapat diselesaikan secara langsung,dan memerlukan kajian-kajian teori atau bukti-bukti yang jelas untuk memperkuat hasil penelitian.

Seseorang yang ingin melakukan sebuah penelitian biasanya disebut dengan peneliti. Sedangkan responden adalah pihak-pihak yang dijadikan peneliti sebagai subjek atau sampel penelitian. Dalam melakukan penelitian, seseorang tidak bisa meneliti dengan sembarangan. Peneliti haruslah meneliti dengan mengikuti prinsip-prinsip ilmiah yang sudah ditetapkan. Tujuannya adalah agar peneliti dalam melakukan penelitian tidak keluar dari aturan ilmiah, sehingga hasil penelitian dapat berguna dan bermanfaat dengan baik untuk orang lain. Inilah yang menjadi latar belakang peneliti harus menggunakan metode ilmiah, karena dengan menggunakan metode ilmiah permasalahan yang harus diselesaikan dapat ditemukan solusi guna menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang ada.

Definisi Metode Ilmiah

Seperti yang sudah saya bahas tentang definisi metode ilmiah pada tugas sebelumnya, bahwa metode ilmiah adalah cara yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah dalam menentukan hasil penelitian agar memperoleh suatu hubungan (relasi) antara permasalahan dengan hasil penelitian yang didapat. Jika seorang peneliti ingin melakukan penelitian tanpa menggunakan metode ilmiah, maka hasil penelitian akan terasa janggal. Karena penelitian haruslah berupa fakta dan keadaan yang sebenarnya. Untuk itu sangat diperlukan metode ilmiah didalam melakukan penelitian.

Metode ilmiah berasal dari kata metode dan ilmiah, Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.

Menurut kamus besar bahasa indonesia :
Metode ilmiah adalah pendekatan atau cara yang dipakai di penelitian suatu ilmu.

Definisi Pertanyaan Ilmiah

Menurut saya pertanyaan ilmiah adalah suatu permasalahan yang harus dicari solusi agar pertanyaan dapat terjawab. Dan hasil penelitian bukan berupa jawaban “ ya “ atau “tidak”. Melainkan berupa suatu pernyataan yang sangat kuat, karena terdapat bukti-bukti.

Tujuan Metode Ilmiah

Metode ilmiah memiliki beberapa tujuan,yaitu antara lain :
1)    Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2)    Untuk mengorganisasikan fakta.
3)    Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
4)    Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
5)    Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.

Pemakaian Metode Ilmiah untuk Menjawab Pertanyaan-pertanyaan Ilmiah

Menurut saya, saat seseorang ingin melakukan penelitian, maka diharapkan peneliti mengikuti metode ilmiah yang sudah ditetapkan. Karena metode ilmiah ini penting dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah, dengan kata lain metode ilmiah itu berguna untuk menjawab permasalahan yang akan diteliti untuk mendapatkan hasil penelitian. hasil penelitian memiliki bukti-bukti yang kuat, untuk itu sangat penting sekali penggunaan metode ilmiah dalam menjawab pertanyaan ilmiah.

Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spekstrostop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau di petakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
keunggulan metode ilmiah
  1. mencintai kebenaran obyektif, bersifat adil dan hidup bahagia
  2. kebenaran tidak absolut karena kebenaran dicari secara terus menerus
  3. dengan ilmu pengetahuan kita tidak dapat dengan mudah percaya pada takhayul, astrologi maupun untung-untungan karena terjadi proses yang teratur di alam
  4. dengan ilmu pengetahuan kita memiliki rasa ingin tahu yang lebih banyak
  5. dengan ilmu pengetahuan kita tidak mudah berprasangka tetapi dapat berpikir secara terbuka, obyektif, dan toleran
  6. dengan metode ilmiah kita tidak mudah percaya tanpa bukti
  7. dengan metode ilmiah kita jadi memiliki sikap optimis, teliti, berani membuat pernyataan yang benar menurut ilmiah